Ratusan pelajar dari seluruh Mojokerto akan dikerahkan untuk membersihkan situs-situs purbakala peninggalan kerajaan Majapahit yang tersebar di Trowulan.Para remaja Mojokerto itu akan membersihkan lingkungan situs mulai candi, kolam segaran, hingga situs lain di bekas kota kerajaan Majapahit ini.Namun, bukan benda situsnya yang akan dijamah dan dibersihkan ratusan pelajar. Namun lingkungan di sekitar situs yang akan dibersihkan secara bersama-sama.Rencananya, ratusan pelajar itu akan mulai membersihkan lokasi situs Majapahit pada Sabtu(15/11/2014) pagi.
"Mulai pukul 07.30 WIB, semua pelajar sudah disebar ke lokasi situs untuk membersihkan situs Majapahit. Kolam segaran dan museum Majapahit yang utama. Kalau memungkinkan juga membersihkan lingkungan candi," kata Ardhana, salah satu staf Museum Majapahit, Jumat (14/11/2014).Membersihkan lokasi situs Majapahit itu bagian dari rangkaian Hari Jadi Majapapahit ke 721. Pelajar tersebut saat ini sudah berada di Trowulan Sore tadi, para anggota Pramuka seluruh Mojokerto itu memulai dengan upacara pembukaan Kemah Budaya. Selama dua hari, pelajar ini akan menginap di sekitat Museum Majapahit.
"Biar anak muda kita, pelajar peduli dan makin mencintai situs purbakala. Sekarang, anak muda sudah makin senang berkunjung dan betah berlama-lama di museum," kata Ardhana.
Pengurus Kwarcab Pramuka Mojokerto Mujiono mencatat akan ada 264 pelajar Pramuka yang akan dikerahkan membersihkan lokasi situs purbakala.
Separo pelajar laki-laki dan separo pelajar perempuan pilihan. "Kami juga menanam bambu di sekitar situs purbakala," kata Mujiono.Penanaman bambu petung memang menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi Majapahit ke-721 tahun ini. Jumat pagi, ditanam secara simbolis puluhan bambu petung di areal situs purbakala.Diantaranya telah ditanam di petirtaan Jolotundo di Trawas dan Balong Dowo (kolam atau embung) di depan Museum Majapahit di Trowulan.
Kordinator Kelompok Kerja Museum Majapahit Kuswanto menuturkan bahwa penanaman bambu bagian dari upaya melindungi situs purbakala dari ancaman erosi.
"Akar bambu dirasa paling kuat menahan ancaman erosi," kata Kuswanto. Faiq nuraini
Rencananya, bibit tanaman bambu petung juga akan ditanam di situs-situs peninggalan Majapahit lainnya yang dikelola Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan. "Areal candi-candi di Gunung Penanggungan juga akan ditanami bambu," kata Kuswanto.
Tanaman bambu dipilih dengan alasan bisa menahan erosi, akar-akarnya tidak merusak situs, dan bisa berfungsi sebagai resapan air. "Bisa memfilter air dan teduh," katanya.
SUMBER ARTIKEL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar Blogger Facebook