Surabaya (ANTARA News) - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya merintis kelas internasional di tingkat fakultas melalui program "Academic Mobility Exchange for Undergraduate at Airlangga" (AMERTA).
"Amerta angkatan pertama telah usai dengan diikuti 20 mahasiswa asing, yakni 19 mahasiswa dari Brunei Darussalam dan satu mahasiswa dari Jerman," kata Wakil Rektor I Unair Prof Dr H. Achmad Syahrani Apt di kampus setempat, Minggu.
Didampingi Direktur Pendidikan Unair Prof Dr dra Ni Nyoman Tri Puspaningsih MSi, ia menjelaskan ke-20 mahasiswa asing itu mengikuti program "short course" selama lima bulan sejak 8 September 2014 hingga 9 Januari 2015.
"Kami memberikan beasiswa sebesar Rp1,5 juta/bulan dan bebas biaya kuliah. Perkuliahan dilakukan di gedung Mata Kuliah Wajib Universitas atau MKWU di Kampus B Unair Jalan Dharmawangsa," katanya.
Sementara itu, Manajer Kelas Internasional International Office and Partnership (IOP) Unair, Dewi Sartika M.Ed, menyatakan
mata kuliah yang ditawarkan adalah Celebrity Culture, Cross Culture Management, dan South East Asian Study.
Selain itu, Consumer Behavior, Globalization and Strategy, Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing, Youth Culture, Cyber Culture, dan Society Culture and Politics in South East Asian.
"Mahasiswa bebas memilih kelas apa yang mereka ikuti, rata-rata mereka mengambil 2-4 mata kuliah dan wajib mengambil Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing," katanya.
Di sela acara pelepasan mahasiswa program Amerta angkatan pertama, ia menjelaskan tujuan program Amerta adalah pihaknya merintis kelas internasional di fakultas-fakultas di Unair.
"Kali ini kan kuliahnya masih dilakukan di gedung MKWU, untuk selanjutnya akan diadakan di fakultas-fakultas untuk menstimuli kelas internasional di fakultas-fakultas tersebut," katanya.
Dalam kesempatan itu, Khalid Mohamed Mawad, peserta AMERTA asal Marthin Luther University, jurusan Business Economic and Arabic, yang mengambil kelas "Cross Culture Management dan Globalization and Strategy" mengaku dirinya mengikuti program ini untuk memenuhi SKS-nya yang kurang sebagai syarat kelulusan.
"Saya senang sekali bisa mengikuti kelas Cross Culture Management, yang tidak bisa saya dapatkan di Jerman. Di kelas tersebut saya menjadi mahasiswa tunggal, jadi merasa teristimewa dan dekat dengan dosen. Kemudahan dalam transfer kredit kuliah membuat saya lebih memilih program AMERTA ini dibandingkan program-program exchange yang lain," katanya.
Sementara itu, Nabilah Adibah, mahasiswi University of Brunei Darussalam dari jurusan Matematika yang mengambil kuliah Celebrity Culture dan South East Asian Study, mengaku dirinya mengambil mata kuliah itu, karena di universitasnya tidak ada mata kuliah ini.
Nabilah datang ke Indonesia bersama suami dan putri kecilnya. "Suami saya ikut ke sini untuk menemani saya, dia baru lulus, di sini sambil menunggu pekerjaan," ungkap Nabilah.
Lain halnya dengan Nur Izzati Mataram dan Ikhwan, yang awalnya merasa khawatir tidak betah di Surabaya, justru pada akhirnya merasa sangat senang bisa mengikuti program ini.
"Saya senang dengan orang-orangnya, saya banyak belajar dari para dosen, termasuk belajar menjadi selebriti," ungkap Ikhwan yang memenangkan lomba Karaoke pada International Student Cultural Night (4/12) yang diikuti mahasiswa asing se-Surabaya dan Malang dengan menyanyikan lagu "Sakitnya Tuh Disini" itu. Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Posting Komentar Blogger Facebook