Psikolog anak dan remajam Vera Itabiliana Hadiwidjojo berpendapat, orang tua harus konsisten dalam menerapkan aturan ketika memberi gadget untuk anaknya."Perlu ada konsekuensi, misalnya kalau melanggar, tidak boleh main dulu," kata Vera di Jakarta, Senin (17/11).Ia menjelaskan, anak-anak yang lahir pada tahun 90-an umumnya lebih akrab dengan gadget, sehingga kesenjangan pengetahuan antara orangtua dan anak kerap membuat orangtua cemas.Untuk itu, kata dia, orangtua harus benar-benar mempertimbangkan fungsi gadget dengan kebutuhan."Kalau gadget untuk memantau anak sudah sampai di mana, beri yang sesuai untuk itu," katanya.Sebelum gadget sampai ke tangan anak, ia menyarankan perlu ada aturan main yang disepakati bersama, misalnya kapan dan berapa jam anak boleh menggunakan gadget-nya, berapa pulsa yang akan dibelikan dalam sebulan.Ia menegaskan, aturan tersebut harus sudah disepakati sebelum gadget diberikan kepada anak, agar anak mau memperhatikan kesepakatan tersebut.Orangtua juga harus memberikan contoh dalam penerapan kesepakatan penggunaan gadget tersebut.Ia mencontohkan, bila telah menyepakati aturan tidak boleh menggunakan gadget saat waktu makan, orangtua juga harus ikut meletakkan gadget miiliknya.Menurut dia, gadget dan internet memiliki dampak positif dan negatif bagi anak.Dengan alat tersebut, anak dapat mengasah kemampuannya dalam bidang teknologi, misalnya berkarya dengan foto maupun blog.Selain itu, melalui permainan elektronik, anak juga dapat belajar bahasa asing, belajar memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan visual sehingga memacu anak untuk lebih teliti.Tetapi bila anak terus-menerus bermain gadget, alat tersebut hanya mengasah otak kiri, sehingga anak akan cenderung apatis saat berinteraksi.Penggunaan gadget dan internet berlebihan juga dapat memicu stres dan kekerasan di dunia maya.
Penulis: /FABSumber:Antara
Posting Komentar Blogger Facebook